Jumat, 24 Desember 2010 11:00 WIB
MADIUN--MICOM: Perajin terompet di Desa Blabakan, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, "kebanjiran" peasanan di saat musim perayaan Natal dan menyambut Tahun Baru 2011.
Salah satu perajin terompet di Desa Blabakan, Sarji, Jumat, mengatakan, rata-rata jumlah pesanan terompetnya saat ini mencapai 400 hingga 500 buah perhari.
Jumlah ini meningkat 10 kali lipat dibandingkan hari biasa yang hanya membuat 40 buah per hari, katanya.
Peningkatan pesanan sudah terjadi sejak pertengahan bulan Desember 2010. Semakin mendekati hari Natal dan pergantian tahun, pesanannya semakin banyak. Keadaan ini selalu terulang hampir setiap tahun, ujar dia.
Ia mengaku, hingga kewalahan memenuhi pesanan konsumennya yang kebanyakan berasal dari kalangan pedagang di wilayah Madiun dan Nganjuk. Hingga pada perayaan tahun baru mendatang, diperkirakan jumlah terompet buatannya telah mencapai 10 ribu buah.
Berbagai model terompet yang ia buat, di antaranya model terompet "drum band", naga, dan terompet ganda. Harga berbagai jenis terompet tersebut, kini juga naik hingga 50 persen menyusul banyaknya pesanan. Harga tersebut tergantung dari model terompet, yakni mulai harga Rp3.000 hingga Rp6.000 per buah.
Untuk terompet yang biasa, ia naikkan harganya dari Rp2.000,00 menjadi Rp3.000 per buah. Sedangkan terompet model naga, naik dari Rp5.000 menjadi Rp6.000 per buah. Meski naik, namun peminat pernik tahun baru ini tetap saja memburunya.
Selain kebanjiran pesanan, perajin terompet ini juga meraih keuntungan yang tinggi. Omzet perajin terompet meningkat tajam hingga 10 kali lipat dibandingkan hari biasa.
"Lumayan, ada kenaikan pendapatan hingga 10 kali lipat dari hari biasanya selama musim Natal dan tahun baru ini. Hal ini karena banyaknya pesanan. Selain itu, saya terpaksa menaikkan harga karena terbatasnya bahan baku dan tenaga kerja," tutur Sarji.
Usaha pembuatan terompet ini telah ia lakoni sejak tahun 1983. Kini dengan dibantu oleh istri dan cucunya, usahanya terus berkembang.
Selain membuat terompet, jika tidak musim Natal dan tahun baru, Sarji disibukkan dengan membuat mainan anak-anak dan topi, yang cukup laku di pasaran. Mainan anak-anak hasil karyanya, banyak disetorkan ke pedagang keliling lainnya, baik dari wilayah Kabupaten Madiun sendiri, maupun luar Madiun. (Ant/OL-3)
Salah satu perajin terompet di Desa Blabakan, Sarji, Jumat, mengatakan, rata-rata jumlah pesanan terompetnya saat ini mencapai 400 hingga 500 buah perhari.
Jumlah ini meningkat 10 kali lipat dibandingkan hari biasa yang hanya membuat 40 buah per hari, katanya.
Peningkatan pesanan sudah terjadi sejak pertengahan bulan Desember 2010. Semakin mendekati hari Natal dan pergantian tahun, pesanannya semakin banyak. Keadaan ini selalu terulang hampir setiap tahun, ujar dia.
Ia mengaku, hingga kewalahan memenuhi pesanan konsumennya yang kebanyakan berasal dari kalangan pedagang di wilayah Madiun dan Nganjuk. Hingga pada perayaan tahun baru mendatang, diperkirakan jumlah terompet buatannya telah mencapai 10 ribu buah.
Berbagai model terompet yang ia buat, di antaranya model terompet "drum band", naga, dan terompet ganda. Harga berbagai jenis terompet tersebut, kini juga naik hingga 50 persen menyusul banyaknya pesanan. Harga tersebut tergantung dari model terompet, yakni mulai harga Rp3.000 hingga Rp6.000 per buah.
Untuk terompet yang biasa, ia naikkan harganya dari Rp2.000,00 menjadi Rp3.000 per buah. Sedangkan terompet model naga, naik dari Rp5.000 menjadi Rp6.000 per buah. Meski naik, namun peminat pernik tahun baru ini tetap saja memburunya.
Selain kebanjiran pesanan, perajin terompet ini juga meraih keuntungan yang tinggi. Omzet perajin terompet meningkat tajam hingga 10 kali lipat dibandingkan hari biasa.
"Lumayan, ada kenaikan pendapatan hingga 10 kali lipat dari hari biasanya selama musim Natal dan tahun baru ini. Hal ini karena banyaknya pesanan. Selain itu, saya terpaksa menaikkan harga karena terbatasnya bahan baku dan tenaga kerja," tutur Sarji.
Usaha pembuatan terompet ini telah ia lakoni sejak tahun 1983. Kini dengan dibantu oleh istri dan cucunya, usahanya terus berkembang.
Selain membuat terompet, jika tidak musim Natal dan tahun baru, Sarji disibukkan dengan membuat mainan anak-anak dan topi, yang cukup laku di pasaran. Mainan anak-anak hasil karyanya, banyak disetorkan ke pedagang keliling lainnya, baik dari wilayah Kabupaten Madiun sendiri, maupun luar Madiun. (Ant/OL-3)
Sumber :
http://www.mediaindonesia.com
0 komentar:
Posting Komentar