Kumpulan informasi-informasi dari berbagai sumber

FPDIP Desak Pemkot Perlihatkan MoU

MADIUN-Ketua Fraksi PDIP DPRD Didik Yulianto mendesak pemkot memperlihatkan MoU dengan ITB.Langkah ini untuk mengurai masalah keterlambatan ITB menyerahkan hasil tes ke panitia rekrutmen.'Yang jelas,MoU yang diteken dengan pelaksana itu seperti apa,dewan belum tahu,' kata Didik.
Dijelaskan,dari laporan anggota fraksi PDIP di komisi I,eksekutif belum memperlihatkan MoU tersebut.Kondisi ini disayangkan Didik.'Kalau anggota PDIP yang ada di komisi I,memang tidak tahu menahu MoU,'tambahnya.
Seberapa pentingnya MoU untuk diketahui?Menurut Didik, dalam nota kesepahaman itu diketahui poin-poin kerjasama.Mulai rekanan menyiapkan soal,penentuan skor,hingga penyerahan hasil tes.'Hari ini(kemarin, Red),saya mendapat pertanyaan dari warga.Informasi 21 Desember diumumkan,tapi dari pagi sampai siang tidak ada penempelan hasil atau pengumumam di media massa,' paparnya.
Dikatakan,hal itu mengecewakan warga.Ke depan,kata Didik,perlu dilakukan evaluasi soal kerjasama dengan ITB.Terpisah,Heri Susanto,ketua komisi I yang ikut mengambil hasil tes CPNSD di Bandung,bersama BKD dan kepolisian,dikonfirmasi pukul 16.30 WIB mengaku sudah keluar dari bandara Adi Sutjipto,Jogjakarta menuju Kota Madiun.Hasil tes baru diterima dari ITB pukul 10.00 WIB,kemarin.'Membingungkan,terus diundur, alasannya yang dipaparkan panitia juga tidak jelas,' kata Heri.
Senin(20/12)malam,kata Heri,pihaknya mendapat informasi hasil tes akan diserahkan pukul 22.00.Tapi, lanjutnya,yang keluar baru tiga kabupaten/kota seperti Pasuruan dan Pamekasan.Sedangkan daerah lain harus tunggu sampai pagi pukul 06.00.Tapi,lagi-lagi belum diserahkan dan baru terlaksana pukul 10.00.'Kami sampai begadang,tidak tidur sampai pagi menunggu hasil,'ujarnya.
Sepulang mengambil hasil tes CPNSD,komisi I akan merapatkan barisan.Yakni,mendiskusikan pelaksanaan rekrutmen.Disinggung soal MoU pemkot dan ITB,Heri mengakui komisi yang dipimpinnya belum menerimanya. Padahal,saat rapat kerja sebelumnya,sempat meminta ke pemkot.'Hanya,sampai sekarang belum disampaikan ke komisi I,'tegas politisi PAN ini.
Menanggapi molornya waktu penyampaian hasil tes dari ITB yang direncanakan 20 Desember,Sekda Maidi menyatakan hal itu bukan kesalahan pemkot.'Ditambah juga ada bentuk ketelitian dari panitia ITB.Nanti ITB juga melampirkan surat pernyataan,'tegasnya.
Dia menjamin kerahasiaan dan transparansi hasil tes. Rencananya tadi malam dilakukan seremoni pembukaan segel hasil tes CPNSD oleh wali kota Bambang Irianto, disaksikan Muspida.'Baru kalau segel dibuka,sesuai prosedur kami umumkan ke media.Jadi benar-benar dijamin kerahasiaannya,'tandasnya.
Di Kabupaten Madiun,kendala teknis pengumuman hasil tes juga terjadi.Proses scoring untuk Kabupaten Madiun baru selesai pagi kemarin(21/12).Padahal penyerahan hasil direncanakan Senin(20/12)pukul 15.00 WIB. 'Situasi yang dialami Kabupaten Madiun seperti Ngawi, ada kendala teknis dari manajemen ITB,'ujar Eddy Susanto,kepala BKD dan Diklat.
Kondisi tersebut membuat Eddy tertahan cukup lama di Bandung.ITB baru menyerahkan hasil scoring pukul 11.30 WIB.'Hasil itu langsung dikirim ke Madiun dan diumumkan,'jelasnya.
Dijelaskan Budi Cahyono,molornya penyerahan scoring bukan kesalahan Pemkab Madiun.'Kendalanya muncul dari ITB,kita sama sekali tidak tahu.Ada kemungkinan penyerahan scoring di ITB harus antre.Maklum,tahun ini ITB meyalani 11 daerah di Jawa Timur,'katanya.
Tidak seperti daerah lain,pengambilan hasil socring CPNSD di Kabupaten Madiun tidak melibatkan komisi A DPRD.Hal tersebut diakui Budi Cahyono,wakil ketua panitia rekrutmen.Menurutnya,tidak ada ketentuan untuk melibatkan dewan dalam pengambilan hasil CPNSD.'Tidak ada ketentuan untuk itu,lagipula dewan juga sudah memantau ITB sebagai pihak ketiga Jumat minggu lalu,' terangnya.
Slamet,ketua komisi A DPRD Kabupaten Madiun menjelaskan,tidak adanya anggaran menjadi penyebab utama dewan tidak dapat mengawal penyerahan scoring. Selain itu,pihak Pemkab Madiun juga tidak mengundang dewan untuk terlibat dalam pengawalan hasil tes rekrutemen.'Tidak ada undangan,soal kedatangan kami ke ITB Minggu lalu itupun bertepatan dengan kunjungan kerja ke Bandung,'jelasnya.
Menurut Slamet,lembar jawab peserta tes di Kabupaten Madiun hingga hari Jumat belum di-scan.ITB saat itu beralasan,proses scan dilakukan bergiliran.'Saat itu ITB menjelaskan satu mesin scan mampu mengerjakan 8.000 lembar LJK selama satu jam.Kalau LJK kita hanya 4.000 lebih,seharusnya hanya butuh 30 menit untuk proses scoring,'jelasnya.(dip/ota/aan/irw)



Sumber:
http://www.radarmadiun.co.id/main.php?act=detail&catid=28&id=8029

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger